Wednesday, May 19, 2010
Tentang Batik
Sama dengan kebanyakan masyarakat Asia, orang-orang di dunia Melayu sangat mementingkan tekstil yang dihias. Terlepas dari aplikasi yang jelas - pakaian dan barang-barang kegunaan praktis lainnya - kain sering memiliki nilai simbolis yang signifikan, yang diungkapkan oleh warna dan ornamen yang digunakan untuk desainnya. Pola mungkin memiliki fungsi seremonial atau keagamaan, atau menunjukkan kekuatan atau
status pemiliknya. Selain desain, bahan yang digunakan juga dapat berperan dalam hal ini; kain damask atau sutra akan lebih
sangat dihargai daripada kapas biasa, dan hiasan tambahan, seperti penggunaan benang emas atau daun emas, adalah tanda kekayaan yang jelas. Di antara jenis tekstil hias yang paling menonjol dan sangat berkembang di Asia Tenggara adalah batik. Sarung batik dan kain panjang, pakaian seperti rok yang dikenakan oleh pria dan wanita, telah berabad-abad dan di daerah pedesaan masih - yang paling menonjol
item pakaian di lemari pakaian Melayu. Finishing sarung dapat bervariasi dari satu warna yang diaplikasikan pada katun kasar buatan sendiri, seperti yang dikenakan oleh masyarakat desa di beberapa bagian Jawa, hingga desain rumit yang dibuat dalam banyak warna pada kapas impor berkualitas tinggi, terkadang dengan hiasan tambahan di daun emas. Dalam kasus lain batik juga digunakan untuk dekorasi pakaian sutra eksklusif.
Namun, banyak desain batik memiliki makna simbolis tertentu dan tidak dimaksudkan untuk penggunaan sehari-hari; melainkan dicadangkan untuk fungsi dan upacara penting tertentu. Jadi di beberapa daerah anak laki-laki akan didandani dengan motif batik khusus selama dan segera setelah khitan merupakan tonggak penting dalam kehidupan seorang pria; desain ini dianggap memiliki kemampuan untuk menahan rasa sakit. Seringkali batik merupakan bagian penting dari pakaian pengantin. Pengantin baru dianggap sebagai raja dan ratu pada hari pernikahan mereka, dan mungkin akan didandani dengan desain yang dulu disediakan untuk keluarga kerajaan. Kain batik tertentu mungkin juga memiliki fungsi ritual selama kehamilan, persalinan dan penguburan. Batik telah, dan sampai tingkat tertentu masih memiliki, fungsi penting dalam istana Jawa Cirebon, Surakarta dan Yogyakarta. Pada suatu waktu desain tertentu disisihkan untuk penggunaan eksklusif penguasa, keluarga dan pejabat mereka, dan diklasifikasikan sebagai 'terlarang'
untuk rakyat jelata. Pembatasan tersebut tidak berlaku lagi; siapa pun dapat menggunakan berbagai desain dan kain batik, bahkan di kota-kota tradisional kraton ('istana'), tetapi bangsawan muda masih dididik dalam arti desain klasik, karena dianggap sebagai elemen penting dari warisan budaya keraton. Batik juga tetap menjadi bagian penting dari pakaian istana Jawa.