Tuesday, June 8, 2010
Batik Klasik
Pola batik klasik dapat dibagi menjadi dua kategori utama; yang didasarkan pada pembagian geometris dari area yang didekorasi, dan yang dirancang secara bebas tanpa upaya simetri. Dengan kedua jenis standar seni dan keahlian yang mengesankan telah dicapai. Namun, khususnya dalam kategori yang terakhir, para desainer batik membedakan diri mereka dari banyak pengrajin dan wanita lainnya, karena karya mereka adalah hasil dari pemikiran kreatif independen yang dikombinasikan dengan rasa simbolisme dan tradisi yang sangat berkembang.
Untuk batik tulis tradisional seniman dapat menggunakan contoh pola, digambar di atas kertas atau kain (pola). Contoh-contoh ini adalah harta berharga yang sering diwariskan dari ibu ke anak perempuannya atau setidaknya hanya beredar dalam keluarga atau lingkaran teman dekat, terutama di kalangan bangsawan. Terlepas dari variasi yang jelas karena proses menggambar manual, tentu saja dimungkinkan dengan sengaja untuk menyimpang dari contoh, atau menggunakan pola dalam kombinasi yang berbeda. Akibatnya kain yang dihias melalui batik tulis seringkali unik.
Pada prinsipnya semua pola batik klasik yang dikenal digunakan baik di Yogyakarta maupun Surakarta. Namun, beberapa mungkin lebih populer di satu kraton daripada di kraton lainnya. Ada beberapa perbedaan antara keduanya dalam penggunaan warna; batik dari Surakarta sering menampilkan warna cokelat keemasan dengan latar belakang krem, menciptakan efek yang sangat halus. Batik Yogyakarta lebih berani; coklat gelap dan biru digunakan pada latar belakang yang hampir putih. Menurut J.E. jasper, seorang sarjana batik Belanda terkemuka di awal abad ke-20, batik gambar terbaik dibuat di Yogyakarta, tetapi Surakarta memiliki pewarna yang lebih baik pada saat itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment